Jumat, 25 Februari 2011

Di Balik Sopannya Bonek Saat Bertamu ke Gianyar




Pertandingan antara Persebaya 1927 melawan Bali de Vata telah usai, Minggu (20/2/2011) lalu. Walau kalah, ribuan Bonek yang saat itu melawat ke Pulau Bali bisa pulang secara aman. Tidak ada rusuh atau insiden dengan warga selama di perjalanan, berangkat maupun pulang. Apa rahasianya?

Rupanyanya, gejala itu tidak lepas dari campur tangan seorang perempuan. Dia adalah Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Sebelum berangkat, Tri Risma membantu mengkoordinir Bonek. Dia juga membantu mencarikan fasilitas transportasi.

"Saya coba kanalisasi, hasilnya bagus. Meski kalah,tidak ada keributan," ujarnya saat pertemuan suporter se-Jatim di Mapolda, Selasa (22/2/2011).

Tri Risma mengungkapkan, Bonek ataupun suporter manapun, dia butuh diorangkan. "Mereka butuh perhatian. Jangan sampai dibiarkan. Jadi kita semua saling menghargai. Jika suporter dihargai secara otomatis mereka juga akan menghargai orang lain, suporter lain," katanya.

Sebagai Walikota, Risma berjanji akan melibatkan semua pihak untuk pembinaan suporter di Surabaya. "Semua harus dilibatkan, sebab tidak ada yang sempurna. Mari perbaiki bersama-sama. Lurah, camat, sekolah, semuanya bisa terlibat aktif dalam pembinaan suporter," paparnya.

Secara khusus, Risma mengucapkan terima kasih kepada Bonek yang tidak rusuh selama lawatan ke Bali. "Kedewasaan Bonek berasal dan bermula dari mereka sendiri. Bonek bisa sopan kepada warga, kepada polisi, kepada suporter lawan, itu karena mereka sudah sadar bahwa percuma berbuat anarkhis," kata Risma.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur (Jatim), Soekarwo menghimbau kepada Bupati, Walikota, Dandim, dan Kapolres agar mau bertemu pengurus, baik sepakbola maupun suporter untuk bicara terkait masalah kerukunan suporter. "Saya berharap ada komunikasi setelah ini, termasuk ke arus bawah," kata Soekarwo.


BERITA HARI INI :